Disampaikan oleh : DR. H. Syamsul Balda, S.E., M.B.A. Hari/Tanggal : Sabtu, 23 Maret 2024/ 12 Ramadh...
Disampaikan oleh : DR. H. Syamsul Balda, S.E., M.B.A.
Hari/Tanggal : Sabtu, 23 Maret 2024/ 12 Ramadhan 1445 H.
A. Pengertian Parenting Education
Parenting Education merupakan suatu proses pendidikan, pengasuhan, pemberian kasih sayang, perlindungan, yang dilaksanakan secara terus menerus dari orang tua terhadap anak-anak mereka, yang dapat mengubah kehidupan menjadi lebih baik, baik dari orang tua, anak-anak maupun masyarakat.
Secara Etimologi :
Parenting : Pegasuhan
Education : Pendidikan
Secara terminologi diartikan sebagai proses atau interaksi yang dilakukan oleh orang tua dan anak, dimana kedua belah pihak saling mengubah satu sama lain saat anak tumbuh menjadi dewasa.
B. Pentingnya Parenting dalam Proses Pendidikan Anak
Dewasa ini, banyak sekali fenomena yang dijumpai dalam masyarakat luas, bahwa anak-anak generasi muda kita tak lagi mengindahkan nilai-nilai moral serta etika dalam kehidupan sehari-hari. Suka berkata kasar kepada orang tua, kurang menghormati guru, bahkan anak-anak ada yang sampai melakukan tindakan kekerasan seperti bulliying terhadap temannya sendiri.
Semuanya itu berawal dari minimnya pendidikan keagamaan yang diberikan oleh orang tua di rumah. Padahal, keluarga adalah pendidikan yang pertama dan utama bagi proses tumbuh kembang anak hingga mereka dewasa kelak. Mendidik anak menjadi pribadi yang berkualitas bukan hanya tugas guru di sekolah, namun juga harus didukung oleh peran serta dan juga pengawasan oleh orang tua di rumah, agar proses pendidikan dapat berlangsung secara berkesinambungan.
C. Prinsip-prinsip dalam Parenting
Memelihara fitrah anak (al-muhafazhah). Fitrah disini yaitu kondisi penerimaan kebenaran dalam diri anak walaupun hanya dalam hati kecilnya saja.
Mengembangkan potensi anak (at-tanmiyah). Dalam diri setiap anak pasti akan muncul berbagai macam potensi, tergantung bagaimana lingkungan mempengaruhinya. Lingkungan yang baik akan memunculkan potensi pada diri anak untuk melakukan hal-hal yang baik, begitupun sebaliknya, lingkungan yang kurang baik akan memunculkan potensi anak untuk meniru hal-hal yang kurang baik tersebut.
Ada arahan yang jelas (at-taujih). Dalam proses pendidikan anak menuju proses pendewasaannya hendaklah mengutamakan keimanan dan juga keraqwaan kepada Allah SWT. Dengan demikian orang tua tidak akan terlalu mudah untuk menuruti semua keinginan anak, yang bisa jadi justru mendatangkan keburukan baginya di kemudian hari.
Bertahap (at-tadarruj). Dalam proses pendidikan anak hendaknya dilakukan secara bertahap sesuai dengan perkembangan usia dan juga kemampuan anak, yaitu dengan cara memasukkan anak dalam sekolah atau madrasah dimulai dari jenjang usia dini (4-6 tahun), lalu dilanjutkan dengan pendidikan dasar, pendidikan menengah hingga pendidikan akhir. Dengan demikian, anak akan dapat melaksanakan tugas perkembangan sesuai dengan jenjang usianya.
D. Tipe-tipe Parenting
Pola ototiter. Pola asuh ini mengutamakan bahwa tindakan maupun pemikiran anak harus sesuai dengan kehendak dari orang tuanya. Anak tidak memiliki kesempatan untuk mengekspresikan dirinya sendiri, karena hal itu akan dianggap sebagai tindakan melawan orang tua.
Pola Permisif. Kebalikan dari pola asuh otoriter, pola asuh ini justru orang tua selalu membiarkan anak untuk melakukan apapun yang dia inginkan. Orang tua senantiasa menuruti segala keinginan anak tanpa menimbang terlebih dahulu apakah hal tersebut dapat berakibat baik bagi anak atau tidak.
Pola Kolaborasi. Pola asuh ini adalah penyeimbang antara pemikiran orang tua dan tindakan yang dilakukan oleh anak. Anak boleh melakukan apa yang menjadi keinginannya, namun orang tua senantiasa melakukan pengawasan serta bimbingan agar anak dapat berekspresi dalam koridor aturan dan kesepakatan yang telah dibuat bersama dengan orang tuanya, sehingga anak akan terbiasa bertanggung jawab terhadap apa yang dia putuskan sendiri.
E. Metode Parenting
Metode Keteladanan. Seorang anak akan cenderung lebih mudah untuk mengikuti nasihat orang tua ketika orang tuanya dapat memberikan keteladanan pada anak-anak. Contoh : anak akan lebih mudah untuk melakukan perintah sholat karena dia juga melihat bahwa orang tuanya juga melakukan sholat, begitupun sebaliknya, Seorang anak akan enggan untuk melakukan perintah sholat karena orang tuanya tidak memberikan keteladanan dalam hal tersebut.
Metode Nasihat. Dalam memberikan nasihat dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu sambil bermain atau bicara secara langsung. Melalui permainan yang menarik akan membuat seluruh indera pada anak dapat terstimulasi secara maksimal, sehingga orang tua akan lebih mudah dalam memberikan suatu arahan kepada anak. Selain itu, memberikan nasihat juga dapat dilakukan dengan cara berbicara langsung kepada anak, melalui percakapan sederhana yang bisa menstimulasi cara berpikir anak agar bisa lebih berkembang lagi.
Metode Berkisah. Orang tua dapat membacakan kisah-kisah yang menarik sebelum mereka tidur, atau ketika sedang bersantai. Dengan membacakan kisah maka daya imajinasi anak akan semakin berkembang sehingga nilai-nilai moral yang terkandung dalam cerita tersebut akan lebih mudah untuk dicerna oleh anak.
Metode Pembiasaan. Anak dapat dilatih untuk terbiasa melakukan hal-hal yang baik sedari usia dini, salah satu contoh pembiasaan positif yaitu membaca basmalah sebelum melakukan kegiatan dan membaca hamdalah setelah selesai melakukan kegiatan. Dengan adanya pembiasaan tersebut maka secara tidak langsung akan dapat membentuk karakter yang baik pada diri anak, karena jika kita terbiasa berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan maka akan mengundang keberkahan serta Pertolongan Allah SWT dalam setiap keadaan.
Metode Perumpamaan. Ketika terjadi suatu masalah yang dilakukan oleh anak, sedangkan dia belum memahami bahwa dia telah melakukan kesalahan, maka orang tua bisa membuat Perumpamaan yang semisal dengan masalah tersebut untuk dapat mengingatkan kepada anak akan dampak dari kesalahan yang telah dilakukannya. Dengan demikian, anak akan lebih mudah memahami dan mau mengerti sehingga dikemudian hari dia tidak lagi mengulangi kesalahannya tersebut.
Metode Targhib (janji) dan Tarhib (ancaman). Metode ini juga tak kalah pentingnya dalam proses pendidikan anak. Orang tua dapat memberikan reward atas keberhasilan yang dilakukan oleh anak, dan begitupun sebaliknya, orang tua juga dapat memberikan hukuman atas kesalahan yang dilakukan oleh anak. Namun, pemberian hadiah dan juga hukuman harus didasari oleh nilai-nilai kasih sayang pada diri anak. Sehingga, anak mau melakukan apa menjadi kewajibannya bukan berdasarkan hadiah semata-mata, dan dia menjauhi segala larangan hanya karena agar tidak mendapatkan hukuman dari orang tuanya. Pemberian hadiah juga tidak harus selalu berupa barang, hadiah dapat diberikan berupa pengakuan atas segala kebaikan yang dilakukan oleh anak, meskipun sangat sederhana. Dan pemberian hukuman juga harus didasarkan pada kesepakatan yang dibuat bersama oleh anak dan orang tua, sehingga anak akan mau bertanggung jawab secara sukarela tanpa dipaksa.
F. Penutup
Bahwa ilmu tentang parenting education sangat penting untuk dipelajari oleh para orang tua dalam proses pendidikan anak-anaknya, agar kelak mereka dapat tumbuh menjadi generasi muda yang tidak hanya cerdas namun juga berkualitas dalam etika dan perilakunya sehari-hari.
Proses pendidikan anak yang dilaksanakan sesuai dengan tuntunan Allah SWT dan juga keteladanan yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, akan membentuk suatu hubungan yang saling mengisi satu sama lainnya, sehingga dapat saling mengubah untuk menjadi lebih baik lagi.
Demikianlah tadi sekelumit dari ilmu yang kami dapat dari Bapak Ketua Yayasan An-Noor Ngawi, yaitu DR. H. Syamsul Balda, S.E., M.B.A. yang disampaikan kepada seluruh staf pengajar di Yayasan An-Noor Ngawi.
Untuk menghilangkan rasa kantuk dan penat selama penbekalan berlangsung, acara diselingi dengan pemberian doorprize dari Pembina Yayasan yang diundi berdasarkan nomor peserta. Alhamdulillah kegiatan tersebut sangat seru karena masing-masing jenjang pendidikan berhasil mendapatkan doorprize. Tak kalah serunya lagi bahwa ternyata seluruh staf pendidik dan tenaga kependidikan juga mendapatkan berbagai macam apresiasi terhadap hasil kinerja dalam rangka memajukan madrasah. Tentunya keseruan di bulan Ramadhan kali ini benar-benar menggembirakan hati seluruh keluarga besar Yayasan An-Noor Ngawi. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi. Aamiin ya robbal ‘aalamiin.